rinky suriyabdy

Sabtu, 10 November 2012

pengertian basarah

A. Pengertian Basarah                                                                                                               
Basarah berasal dari bahasa sangiang yang terdiri dari suku kata “Bas adalah Basalupu, Basalumpuk, Basalungkem artinya terkandung ajaran Ranying Hatalla”, “A adalah Auh, Ajaran” dan “Rah adalah  Ranying Hatalla. Jadi Basarah adalah basalupu, basalumpuk, basalungkem auh ajaran Ranying Hatalla artinya menyerahkan diri secara lahir bathin kepada Ranying Hatalla, menghormati, tunduk, menghamba serta memohon pada Tuhan Yang Maha Esa (Ranying Hatalla Langit). Dalam basarah terkandung pula suatu pengertian menyerahkan diri/menundukkan diri serta menghamba kepada yang disembah, di dalam Agama Hindu Kaharingan basarah itu merupakan wujud nyata dari kegiatan keagamaan dengan tujuan untuk menghormati, menyerahkan diri serta menghamba kepada Ranying Hatalla. Kitab Suci Panaturan merupakan sumber hukum atau sumber ajaran yang memuat ajaran tentang ritual agama dan kewajiban umat Hindu Kaharingan melaksanakan basarah sebagai wujud pelaksanaan kegiatan kehidupan beragama.
Basarah adalah jalan mendekatkan diri dan melakukan hubungan dengan  Ranying Hatalla sebagai maha pencipta, yang paling umum dilakukan dengan keyakinan bahwa yang disembah itu ada dan yang menyembah merasa ketidaksempurnaan maka melakukan basarah kepada Yang Maha Sempurna dengan ketulusan dan keikhlasan. Karena itu dalam basarah memuja dan memuji kesucian dan kesempurnaan Ranying Hatalla kemudian menyerahkan diri dan menyampaikan permohonan kepada Ranying Hatalla Langit.
Segala ibadah Hindu Kaharingan dengan segala syarat dan upacara yang terpancar dalam kalbu manusia cahayanya iman/penyang yang sesuci-sucinya kepada Ranying Hatalla Langit terpancarlah kepercayaan dan keyakinan suci, keagungan dan kekuasaan serta Zat Yang Maha Suci (Jatha) yang disimpulkan dengan “Kaharingan” yaitu Kesimpulan Kuasa Yang Maha Suci Nyalung Kaharingan menyucikan umat dari segala cobaan, Tuhan mempunyai jalan tersendiri dalam memberikan anugerahnya                                                                                                                                  
  B. Arti Dan Makna Basarah
Basarah berarti menyerahkan diri secara lahir bathin, menghormat, tunduk, menghamba  serta memohon kepada Ranying Hatalla (Tuhan). Semua orang ingin mendekatkan dirinya kepada Tuhan untuk memohon perlindungan, perasaan dekat dengan Tuhan dapat menyebabkan orang merasa damai karena merasa yakin bahwa Ranying Hatalla akan dapat melindungi dirinya dari malapetaka, disamping itu orang yang senantiasa merasa dekat dengan Ranying Hatalla akan membawa pengaruh pada kesucian diri karena Ranying Hatalla bersifat Maha Suci. Dalam basarah terkandung dua (2) hal penting yaitu Pertama, pernyataan bahwa umat Hindu Kaharingan yakin bahwa yang disembah itu ada yaitu Ranying Hatalla, Kedua, Umat Hindu Kaharingan merasa dirinya memiliki kelemahan dan kekurangan, merasa keterbatasan diri. Dari (2) pernyataan Umat Hindu Kaharingan terhadap basarah pada 2 hal, Pertama,  berupa pujaan dan pujian untuk mengagungkan, menyanjung keagungan, kemahakusaan Tuhan. Kedua, berupa permohonan seperti permohonan umur panjang, keselamatan, dibebaskan dari dosa. Hubungan antara pemujaan dan permohonan adalah ucapan terima kasih dan konsentrasi.
Dari pernyataan pertama, akan menumbuhkan sikap tenang namun aktif dan kreatif, tahan uji tidak cepat putus asa, jujur, menganggap bahwa tiap kerja yang dilakukan atas nama Tuhan sehingga mempersembahkan dan mempertanggungjawabkan pada Yang Maha Kuasa, tidak merusak kehendak Tuhan untuk memenuhi keinginannya, tidak terikat pada hasil kerjanya karena bukan haknya hingga hidupnya tenang. Karena kesusahan dan kegelisahan sering ditimbulkan oleh keterikatan orang pada harapannya, setiap orang mengalami derita dan dianggapnya sebagai ujian dari kasih Ranying Hatalla untuk mengukur kemampuan dirinya dan tetap saja bersyukur pada setiap apa saja yang menimpanya baik yang menyenangkan dan menyusahkan dirinya, maka akan terhindar dari sikap mental mengeluh dan putus asa, mengeluh dan putus asa hanyalah suatu penyangkalan terhadap rahmat-NYA akibat tidak mampu mengambil hikmahnya, dengan demikian ia akan tahan uji dalam menghadapi penderitaan hidupnya. Dari pernyataan, kedua, akan menumbuhkan sikap rendah hati,  hormat, cinta kasih, sabar, suka bersahabat, pengakuan akan kelemahan dan keterbatasan diri berarti menghapuskan sifat egoistis (keakuan) seperti merasa diri lebih pintar, segois inilah sesungguhnya menggelapkan hati manusia, dengan terhapusnya egoistis ini akan muncullah sifat mulia seperti rendah hati, cinta kasih dan sabar. Basarah dapat menimbulkan pribadi yang berbudi pekerti luhur.
Dalam basarah unsur pamrih yang mengikat tidak ada, umat yang melakukan basarah membuat sesajen yang sebaiknya dari bahan yang terpilih, dibuat dengan seindah mungkin dan dilakukan dengan ketulusan hati apalagi Ranying Hatalla yang disembah tidak memerlukan apa-apa dari umatnya, karena apa yang ada didunia ini adalah ciptaan-NYA apalagi hanya sekedar sesajen sesuatu yang amat kecil. Hubungan manusia dengan Ranying Hatalla seperti hubungan anak dengan orang tuanya berdasarkan cinta kasih demikian pula halnya hubungan umat manusia dengan Ranying Hatalla. Rasa bhakti umat paling rendah tingkat kemampuan spiritualnya rasa bhaktinya kepada Ranying Hatalla akan diwujudkan melalui permohonan seperti permohonan keselamatan, kemudahan rezeki, kerukunan serta permohonan umur panjang, umat yang tinggi tingkat kemampuan spiritualnya, rohaninya, pemujaannya terhadap Ranying Hatalla bukan untuk memohon sesuatu tetapi melakukan hubungan untuk menyerahkan dirinya secara tulus ikhlas itulah tujuan utama basarah.
Hidup manusia didunia ini disamping mendapatkan perlindungan dan tuntunan dari Ranying Hatalla juga dari roh suci yang telah mencapai alam Ketuhanan dan manusia hidup bersumber dari bantuansesama manusia seperti para Rohaniawan, Basir, Pisur, cerdik pandai, juga lingkungan, maka tujuan basarah adalah untuk mendapatkan hubungan yang harmonis dengan Ranying Hatalla, dengan para Rohaniawan, Basir, Pisur, para leluhur dan sesama manusia. Jadi pada hakekatnya tujuan basarah adalah untuk mendapatkan suatu kebahagiaan lahir bathin, memperoleh kesucian diri sebagai dasar untuk mendapatk kebahagiaan jasmani dan rohani, mendorong kejiwaan agar manusia selalu membangun diri untuk mendekatkan dirinya kepada Tuhan, juga hubungan dengan sesama manusia dan lingkungan.
C. Yang Boleh Disembah Menurut Hindu Kaharingan
Yang disembah oleh umat Hindu Kaharingan adalah Ranying Hatalla Langit dengan segala manifestasinya. Tuhan dalam kemahakuasaan yang bersifat immanent artinya Ranying Hatalla ada dalam ciptaan-NYA dan Tuhan bersifta transendent artinya Ranying Hatalla berada diluar ciptaan-NYA. Dalam kitab suci Panaturan (Awal Segala Kejadian) Pasal I ayat 3 yang berbunyi : ”Aku Tuh Ranying Hatalla Ije Paling hai kuasae tamparan taluh handiai tuntang kahapus, tuntang kalawa, jetuh iete kalawa pambelum ije nanggareku gangguranan area bagare Hintan Kaharingan” artinya akulah Ranying Hatalla Yang Maha Kuasa, Awla segala kejadian, cahaya kemulian-KU yang terang dan bersih serta suci dan AKU sebut dengan Hintan Kaharingan. Dari ayat Panaturan tersebut maka umat Hindu Kaharingan mengadakan basarah adalah wujud pemujaan kemahakuasaan Ranying Hatalla karena Ranying Hatalla merupakan awal segala kejadian.
D. Manfaat Basarah Dalam Pembinaan Diri
1. Basarah menumbuhkan keikhlasan
Ikhlas pada hakekatnya merupakan jiwa manusia karena apapun yang ada pada diri kita    tidak ada yang kekal semua satu persatu (bersama) dan akan pergi berpisah dengan diri kita. Kemudaan dan ketampanan serta kecantikan akan surut perlahan-lahan dan meninggalkan diri. Kejayaan, jabatan basah, kepandaian akan kita tinggalkan cepat atau lambat, demikian pula yang ada diluar diri kita semua yang kita cintai, isteri, anak, ayah, ibu, adik, kakak, saudara, sahabat, pimpinan yang baik, orang-orang yang kita kagumi seperti guru yang baik, pendeta yang suci cepat atau lambat akan meninggalkan diri kita.
Keikhlasan inilah yang meringankan rasa derita yang kita alami karena kita telah tahu benar akan kehendak Ranying Hatalla, karena keikhlasan pula kita tetap bersemangat dalam mewujudkan cita-cita. Keikhlasan bukan berarti bersifat statis yang menyerah pada keadaan yang mengombang-ambingkan diri, keikhlasan adalah bentuk sikap yang penuh dinamika perjuangan yang tidak mengenal putus asa. Basarah yang tekun akan menumbuhkan sikap yakin bahwa Ranying Hatalla selalu dekat padanya, basarah melahirkan keikhlasan jiwa. Basarah yang benar adalah dilatarbelakangi oleh penyerahan sebulat-bulatnya pada Ranying Hatalla sehingga terlahir rasa ikhlas, sabar, tekun, tidak mudah putus asa dan rendah hati.
2. Basarah menumbuhkan rasa aman dan tenteram
Rasa aman dan jiwa yang tenteram merupakan kebutuhan rohani dari setiap orang, rasa aman dirasakan oleh orang yang selalu merasa dekat dengan Ranying Hatalla, salah satu kekuasaan Ranying Hatalla adalah melindungi ciptaan-NYA yang benar-benar meyakini dan selalu memuja dan melakukan ajaran agamanya. Jiwa yang tenteram adalah jiwa yang terlepas dari rasa cemas, ragu-ragu dan kecewa, nilai-nilai spiritual dan material hanya akan dapat ditumbuhkan oleh manusia yang berjiwa tenteram, manusia yang berjiwa tenteram akan menjadi manusia-manusia yang produktif dan hidup bergairah, keadaan yang tak baik justru mendorong manusia yang berjiwa tenteram untuk berbuat baik dengan mengubah keadaan menjadi baik. Ketentraman jiwa yang ditumbuhkan oleh ketekunan basarah akan membantu kesehatan tubuh, orang yang berjiwa tenteram tidur selalu nyenyak, perasaan selalu segar dan pikiran penuh kreatifitas.                                                                                                   
3. Basarah menimbulkan kerinduan untuk bertemu
Di dalam agama keinginan untuk bertemu itu diwujudkan dengan basarah, demikian bila orang sudah merasa tergetar hatinya kepada Tuhan akan melaksanakan basarah dengan taat dan setiap basarah tiba-tiba dia merasakan kerinduan yang mendesak.
Basarah tanpa dorongan kerinduan, kemantapan dan kesungguhan adalah dasar utama untuk dapat merealisasikan Tuhan dalam pikiran.
4. Basarah menimbulkan keinginan untuk berkorban
Basarah melahirkan suatu keikhlasan untuk berkorban, ingin memberikan sesuatu yang baik dalam bentuk materi maupun tenaga, inginlah dia menyerahkan segala harta miliknya, ingin pula dia berbuat sesuatu meskipun tidak mempunyai uang. Dengan basarah rasa bhakti menjadi lebih mantap untuk mensucikan diri yang dilakukan penuh dengan keikhlasan berkorban.                                                                                                                                          
5. Basarah menumbuhkan rasa cinta kasih
Rasa dekat dengan Ranying Hatalla yang ditumbuhkan oleh ketekunan, basarah akan meningkatkan rasa cinta kasih kepada sesama, manusia yang memiliki rasa dekat dengan Ranying Hatalla akan semakin tumbuh rasa kasihnya dengan sesamanya, rasa kasih itu ditumbuhkan oleh adanya keyakinan yang semakin mantap, lewat basarah, pada hakekatnya manusia itu saudara ciptaan Ranying Hatalla. Rasa kasih akan menumbuhkan rasa kebersamaan untuk mengatasi berbagai kesukaran hidup karena rasa kebersamaan letak kekuatan manusia.                                                                                                                        
6. Basarah dapat melestarikan alam
Dalam basarah kita dimotivasi melestarikan bunga-bungaan, pohon, buah-buahan yang diperlukan dalam upacara basarah juga membutuhkan air dari sumber mata air lalu timbul usaha untuk melestarikan sumber mata air, melalui ketekunan basarah akan tumbuh rasa cinta kepada alam ciptaan Ranying Hatalla, rasa cinta alam akan mendorong manusia untuk melestarikan alam lingkungan yang amat besar jasanya kepada manusia.
Pola hidup sederhana akan tumbuh oleh ketekunan basarah, sebab basarah akan dapat melahirkan sikap hidup dekat dengan Tuhan (Ranying Hatalla) merupakan nilai yang tertinggi. Basarah bagi umat Hindu Kaharingan selalu menggunakan sarana berupa bunga-bungaan (Kembang), daun-daunan, air dan api yang dapat menumbuhkan rasa cinta alam pada umat Hindu Kaharingan.                                                                                                                        
F. Arti Dan Fungsi Alat Basarah
Dalam pelaksanaan upacara agama Hindu Kaharingan ada beberapa yang selalu dipakai antara lain :
  1. Dadupa (Perapian) adalah lambang moral dan saksi. Dadupa adalah tempat membakar kemenyan, yang melambangkan untuk menghilangkan semua malapetaka dan roh-roh jahat. Api dinyalakan lambang kehidupan dalam kesucian dan keluhuran.
  2. Air adalah melambangkan untuk memelihara kebersihan, pemandian, pensucian, lambang peleburan dosa, menghilangkan noda badan menjadi suci bersih, juga melambangkan kedamaian, kesehatan, air selalu bergerak kearah sumbernya, agar gerak manusia menuju sumbernya “Nyalung Kaharingan Belum” (Air Suci Kehidupan Yang Kekal Dari Ranying Hatalla).
  3. Beras melambangkan kehidupan yang terus menerus keselamatan, cinta kasih, kepercayaan yang berisikan penuh dengan wahyu turunnya agama. Iman (Penyang) lambang persekutuan dengan Tuhan, Ke-Imanan yang menghidupkan dan sempurna.
  4. Darah/Telur melambangkan hubungan antara manusia dengan sesama, kedamaian hidup dan ketenteraman.
  5. Tanah melambangkan persekutuan yang kekal, kebulatan dan sumber hidup
  6. Duit Logam melambangkan iman, kekuatan, kekuasaan, keberanian, persaudaraan dan kerukunan.
  7. Batu melambangkan kekuatan dan penyucian
  8. Kayu melambangkan kehidupan, kesehatan dan obat
  9. Daun melambangkan kehikmatan, kesehatan dan obat
  10. Rotan melambangkan persatuan dan kesatuan, ikatan, kekayaan dan keamanan
  11. Dandang Tingang melambangkan alam semesta yang memiliki cirri khas tersendiri berupa tiga warna yaitu warna putih diatas berarti alam kekuasaan Tuhan (Ranying Hatalla), warna hitam ditengah berarti alam kehidupan yang penuh dengan tantangan antara kebenaran dengan yang tidak benar, warna putih dibawah berarti kesucian yang dicapai melalui usaha individu melawan ketidak benaran.
  12. Rukun Tarahan (Rokok) melambangkan kekuatan iman, firman, berkat dan rahmat Tuhan
  13. Sangku Tambak Raja melambangkan penyatuan batin umat manusia kehadapan Ranying Hatalla, perwujudan dari kemahakuasaan Tuhan dalam sangku yang dilengkapi dengan alat basarah.
  14. Sipa (Giling Pinang) melambangkan kekuatan dan kemahakuasaan Ranying Hatalla
  15. Undus Tanak (Minyak Kelapa) melambangkan kesucian didasarkan pada hakekat minyak licin dan hangat.
  16. Behas Hambaruan melambangkan perwujudan Raja Uju Hakanduang yang merupakan kekuatan dan kekuasaan dari Ranying Hatalla, behas hambaruan dipilih beras yang baik sebanyak 7 biji
  17. Tampung Tawar melambangkan Nyalung Kaharingan Belum (Air Suci Kehidupan)
  18. Benang Lapik Sangku (kain yang digunakan sebagai alas sangku) melambangkan keindahan, kesucian dan kemahakuasaan Tuhan
  19. Kambang (Kembang/Bunga) terdiri dari tiga macam warna, warna merah melambangkan malaikat Tuhan yaitu Raja Tunggal Sangumang merupakan symbol keberanian membela kebenaran demi kedamaian hidup manusia. Warna putih melambangkan ketulusan dan kesucian hati, warna kuning melambangkan kekuasaan Ranying Hatalla dan keteguhan hati.
                                                    
Daftar Pustaka
Rangkap I Nau dan Bajik R Simpei, PANATURAN, LPT-UKUK. Palangka Raya. 1996
Rangkap I Nau dan Bajik R Simpei, TALATAH BASARAH, LPT-UKUK. Palangka Raya. 2001
MB-AUKI Pusat Palangka Raya (Alim Ulama Kaharingan Indonesia). Agama Kaharingan Dengan Segala Aspeknya. 1987
Pelajaran Agama Hindu SMU Kelas I. Yayasan Wisma Karma. Jakarta. 1987
Pelajaran Agama Hindu SMU Kelas I. Hanuman Sakti Jakarta. 1999
Pelajaran Agama Hindu SMU Kelas II. Hanuman Sakti Jakarta. 1999
I Ketut Wiana. Arti Fungsi Sarana Persembahyangan. Yayasan Wisma Karma Jakarta. 1999
Thian Agan. Tantulak Ambun Rutas Matei, Lembaga Balian Upacara, MBAHK. Palangka Raya 2000
Gde Puja Tjokorda Rai Sudarta. Manawa Dharma Sastra (Weda Smerti) Hukum Hindu. Hanuman Sakti. 1995
I Made Titib. Weda Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan. Paramita. 1996
Cudamani. Pengantar Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi. Yayasan Wisma Karma. 1997

1 komentar: