rinky suriyabdy

Minggu, 11 November 2012

Pasraman 2012 di Jakarta




JAKARTA, (PRLM).-Sekitar 800 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia mengikuti Jambore Pasraman Tingkat Nasional II yang berlangsung di Jakarta pada 9-14 Juli 2012. Menteri Agama Suryadharma Ali membuka acara itu di Ballroom Hotel Merlynn Park, Jakarta, Selasa (10/7).
Tampak hadir antara lain Dirjen Bimas Hindu Kemenag IBG Yudha Triguna, Dirjen Bimas Islam Kemenag Abdul Djamil, dan Irjen Kemenag HM Suparta. Berdasarkan catatan, sebelumnya Jambore Pasraman Tingkat Nasional pertama berlangsung di Cibubur Jakarta pada 2010.
Dalam sambutannya, Menteri Agama Suryadharma Ali meminta, umat Hindu agar tidak menganggap pasraman dan juga pendidikan agama sebagai pelaksana pendidikan “kelas dua” setelah bidang lainnya. “Pendidikan agama justeru harus menjadi pondasi penyelenggaraan pendidikan pada umumnya,” ujarnya.
Suryadharma mengakui, memposisikan pendidikan agama setara dengan bidang lainnya bukanlah hal mudah. Sarat dengan tantangan teknologi. Oleh karena itu, peran pasraman diharapkan mampu menjalankan misinya, yakni mencerdaskan generasi muda.
Dikatakan dia, dengan moral atau karakter insan yang baik selanjutnya dapat dibangun masyarakat yang cerdas, terampil, punya nilai estetika. Dan, berikutnya dapat mewujudkan masyarakat yang taat beragama, maju, mandiri, berakhlak mulia, toleran, rukun dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebelumnya, secara terpisah, Dirjen Bimas Hindu Kemenag IBG Yudha Triguna mengatakan, acara ini merupakan media bagi siswa-siswi dari kalangan umat Hindu untuk meningkatkan persahabatan, tukar-menukar pengalaman dan pengetahuan yang berasal dari berbagai daerah.
Pasraman berasal dari kata “asrama” (sering ditulis dan dibaca ashram) yang artinya tempat berlangsungnya proses belajar mengajar atau pendidikan. Pendidikan pasraman menekankan pada disiplin diri, mengembangkan akhlak mulia dan sifat-sifat yang rajin, suka bekerja keras, pengekangan hawa nafsu, dan gemar untuk menolong orang lain.
Dalam konteks ini kegiatan pasraman dimaknai sebagai ajang kompetisi untuk meningkatkan pengetahuan, persaudaraan, dan toleransi.
“Tujuan dari kegiatan itu sebagai sarana untuk saling tukar-menukar pengalaman para pelajar, mengingat umat Hindu yang tersebar di berbagai daerah memiliki latar belakang budaya dan pengalaman berbeda pula,” katanya.
Ditegaskan Triguna, pihaknya ingin merekatkan para pelajar dalam satu keluarga melalui kegiatan itu. Harapannya ke depan, mereka memiliki toleransi dan memiliki pengetahuan luas. Sekaligus pula dapat meningkatkan kreativitas. Tentu, ke depannya mereka akan menjadi insan beretika, bermoral, dan berbudi luhur.
Diperoleh keterangan, selama kegiatan itu berlangsung akan diisi lomba Mantram Tri Sandhya, Kramaning Sembah, Yoga Asanas. Juga, cipta lagu kreasi keagamaan, puisi keagamaan, pantun keagamaan, pelafalan doa sehari-hari, dan outbound.(A-94/A-89)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar