A. Pengertian Basarah
Basarah berasal dari bahasa sangiang yang terdiri dari suku kata “
Bas adalah Basalupu, Basalumpuk, Basalungkem artinya terkandung ajaran Ranying Hatalla”, “
A adalah Auh, Ajaran” dan “
Rah adalah Ranying Hatalla.
Jadi Basarah adalah basalupu, basalumpuk, basalungkem auh ajaran
Ranying Hatalla artinya menyerahkan diri secara lahir bathin kepada
Ranying Hatalla, menghormati, tunduk, menghamba serta memohon pada Tuhan
Yang Maha Esa (Ranying Hatalla Langit). Dalam basarah terkandung pula
suatu pengertian menyerahkan diri/menundukkan diri serta menghamba
kepada yang disembah, di dalam Agama Hindu Kaharingan basarah itu
merupakan wujud nyata dari kegiatan keagamaan dengan tujuan untuk
menghormati, menyerahkan diri serta menghamba kepada Ranying Hatalla.
Kitab Suci Panaturan merupakan sumber hukum atau sumber ajaran yang
memuat ajaran tentang ritual agama dan kewajiban umat Hindu Kaharingan
melaksanakan basarah sebagai wujud pelaksanaan kegiatan kehidupan
beragama.
Basarah adalah jalan mendekatkan diri dan melakukan hubungan dengan
Ranying Hatalla sebagai maha pencipta, yang paling umum dilakukan dengan
keyakinan bahwa yang disembah itu ada dan yang menyembah merasa
ketidaksempurnaan maka melakukan basarah kepada Yang Maha Sempurna
dengan ketulusan dan keikhlasan. Karena itu dalam basarah memuja dan
memuji kesucian dan kesempurnaan Ranying Hatalla kemudian menyerahkan
diri dan menyampaikan permohonan kepada Ranying Hatalla Langit.
Segala ibadah Hindu Kaharingan dengan segala syarat dan upacara yang
terpancar dalam kalbu manusia cahayanya iman/penyang yang sesuci-sucinya
kepada Ranying Hatalla Langit terpancarlah kepercayaan dan keyakinan
suci, keagungan dan kekuasaan serta Zat Yang Maha Suci (Jatha) yang
disimpulkan dengan
“Kaharingan” yaitu Kesimpulan Kuasa Yang Maha
Suci Nyalung Kaharingan menyucikan umat dari segala cobaan, Tuhan
mempunyai jalan tersendiri dalam memberikan
anugerahnya
B. Arti Dan Makna Basarah
Basarah berarti menyerahkan diri secara lahir bathin, menghormat,
tunduk, menghamba serta memohon kepada Ranying Hatalla (Tuhan). Semua
orang ingin mendekatkan dirinya kepada Tuhan untuk memohon perlindungan,
perasaan dekat dengan Tuhan dapat menyebabkan orang merasa damai karena
merasa yakin bahwa Ranying Hatalla akan dapat melindungi dirinya dari
malapetaka, disamping itu orang yang senantiasa merasa dekat dengan
Ranying Hatalla akan membawa pengaruh pada kesucian diri karena Ranying
Hatalla bersifat Maha Suci. Dalam basarah terkandung dua (2) hal penting
yaitu
Pertama, pernyataan bahwa umat Hindu Kaharingan yakin bahwa yang disembah itu ada yaitu Ranying Hatalla,
Kedua, Umat
Hindu Kaharingan merasa dirinya memiliki kelemahan dan kekurangan,
merasa keterbatasan diri. Dari (2) pernyataan Umat Hindu Kaharingan
terhadap basarah pada 2 hal,
Pertama, berupa pujaan dan pujian untuk mengagungkan, menyanjung keagungan, kemahakusaan Tuhan.
Kedua, berupa
permohonan seperti permohonan umur panjang, keselamatan, dibebaskan
dari dosa. Hubungan antara pemujaan dan permohonan adalah ucapan terima
kasih dan konsentrasi.
Dari pernyataan
pertama, akan menumbuhkan sikap
tenang namun aktif dan kreatif, tahan uji tidak cepat putus asa, jujur,
menganggap bahwa tiap kerja yang dilakukan atas nama Tuhan sehingga
mempersembahkan dan mempertanggungjawabkan pada Yang Maha Kuasa, tidak
merusak kehendak Tuhan untuk memenuhi keinginannya, tidak terikat pada
hasil kerjanya karena bukan haknya hingga hidupnya tenang. Karena
kesusahan dan kegelisahan sering ditimbulkan oleh keterikatan orang pada
harapannya, setiap orang mengalami derita dan dianggapnya sebagai ujian
dari kasih Ranying Hatalla untuk mengukur kemampuan dirinya dan tetap
saja bersyukur pada setiap apa saja yang menimpanya baik yang
menyenangkan dan menyusahkan dirinya, maka akan terhindar dari sikap
mental mengeluh dan putus asa, mengeluh dan putus asa hanyalah suatu
penyangkalan terhadap rahmat-NYA akibat tidak mampu mengambil hikmahnya,
dengan demikian ia akan tahan uji dalam menghadapi penderitaan
hidupnya. Dari pernyataan,
kedua, akan
menumbuhkan sikap rendah hati, hormat, cinta kasih, sabar, suka
bersahabat, pengakuan akan kelemahan dan keterbatasan diri berarti
menghapuskan sifat egoistis (keakuan) seperti merasa diri lebih pintar,
segois inilah sesungguhnya menggelapkan hati manusia, dengan terhapusnya
egoistis ini akan muncullah sifat mulia seperti rendah hati, cinta
kasih dan sabar. Basarah dapat menimbulkan pribadi yang berbudi pekerti
luhur.
Dalam basarah unsur pamrih yang mengikat tidak ada, umat yang
melakukan basarah membuat sesajen yang sebaiknya dari bahan yang
terpilih, dibuat dengan seindah mungkin dan dilakukan dengan ketulusan
hati apalagi Ranying Hatalla yang disembah tidak memerlukan apa-apa dari
umatnya, karena apa yang ada didunia ini adalah ciptaan-NYA apalagi
hanya sekedar sesajen sesuatu yang amat kecil. Hubungan manusia dengan
Ranying Hatalla seperti hubungan anak dengan orang tuanya berdasarkan
cinta kasih demikian pula halnya hubungan umat manusia dengan Ranying
Hatalla. Rasa bhakti umat paling rendah tingkat kemampuan spiritualnya
rasa bhaktinya kepada Ranying Hatalla akan diwujudkan melalui permohonan
seperti permohonan keselamatan, kemudahan rezeki, kerukunan serta
permohonan umur panjang, umat yang tinggi tingkat kemampuan
spiritualnya, rohaninya, pemujaannya terhadap Ranying Hatalla bukan
untuk memohon sesuatu tetapi melakukan hubungan untuk menyerahkan
dirinya secara tulus ikhlas
itulah tujuan utama basarah.
Hidup manusia didunia ini disamping mendapatkan perlindungan dan
tuntunan dari Ranying Hatalla juga dari roh suci yang telah mencapai
alam Ketuhanan dan manusia hidup bersumber dari bantuansesama manusia
seperti para Rohaniawan, Basir, Pisur, cerdik pandai, juga lingkungan,
maka tujuan basarah adalah untuk mendapatkan hubungan yang harmonis
dengan Ranying Hatalla, dengan para Rohaniawan, Basir, Pisur, para
leluhur dan sesama manusia. Jadi pada hakekatnya tujuan basarah adalah
untuk mendapatkan suatu kebahagiaan lahir bathin, memperoleh kesucian
diri sebagai dasar untuk mendapatk kebahagiaan jasmani dan rohani,
mendorong kejiwaan agar manusia selalu membangun diri untuk mendekatkan
dirinya kepada Tuhan, juga hubungan dengan sesama manusia dan
lingkungan.
C. Yang Boleh Disembah Menurut Hindu Kaharingan
Yang disembah oleh umat Hindu Kaharingan adalah Ranying Hatalla
Langit dengan segala manifestasinya. Tuhan dalam kemahakuasaan yang
bersifat immanent artinya Ranying Hatalla ada dalam ciptaan-NYA dan
Tuhan bersifta transendent artinya Ranying Hatalla berada diluar
ciptaan-NYA. Dalam kitab suci Panaturan (Awal Segala Kejadian) Pasal I
ayat 3 yang berbunyi :
”Aku Tuh Ranying Hatalla Ije Paling hai
kuasae tamparan taluh handiai tuntang kahapus, tuntang kalawa, jetuh
iete kalawa pambelum ije nanggareku gangguranan area bagare Hintan
Kaharingan” artinya akulah Ranying Hatalla Yang Maha Kuasa,
Awla segala kejadian, cahaya kemulian-KU yang terang dan bersih serta
suci dan AKU sebut dengan Hintan Kaharingan. Dari ayat Panaturan
tersebut maka umat Hindu Kaharingan mengadakan basarah adalah wujud
pemujaan kemahakuasaan Ranying Hatalla karena Ranying Hatalla merupakan
awal segala kejadian.
D. Manfaat Basarah Dalam Pembinaan Diri
1. Basarah menumbuhkan keikhlasan
Ikhlas pada hakekatnya merupakan jiwa manusia karena apapun yang ada
pada diri kita tidak ada yang kekal semua satu persatu (bersama) dan
akan pergi berpisah dengan diri kita. Kemudaan dan ketampanan serta
kecantikan akan surut perlahan-lahan dan meninggalkan diri. Kejayaan,
jabatan basah, kepandaian akan kita tinggalkan cepat atau lambat,
demikian pula yang ada diluar diri kita semua yang kita cintai, isteri,
anak, ayah, ibu, adik, kakak, saudara, sahabat, pimpinan yang baik,
orang-orang yang kita kagumi seperti guru yang baik, pendeta yang suci
cepat atau lambat akan meninggalkan diri kita.
Keikhlasan inilah yang meringankan rasa derita yang kita alami karena
kita telah tahu benar akan kehendak Ranying Hatalla, karena keikhlasan
pula kita tetap bersemangat dalam mewujudkan cita-cita. Keikhlasan bukan
berarti bersifat statis yang menyerah pada keadaan yang
mengombang-ambingkan diri, keikhlasan adalah bentuk sikap yang penuh
dinamika perjuangan yang tidak mengenal putus asa. Basarah yang tekun
akan menumbuhkan sikap yakin bahwa Ranying Hatalla selalu dekat padanya,
basarah melahirkan keikhlasan jiwa. Basarah yang benar adalah
dilatarbelakangi oleh penyerahan sebulat-bulatnya pada Ranying Hatalla
sehingga terlahir rasa ikhlas, sabar, tekun, tidak mudah putus asa dan
rendah hati.
2. Basarah menumbuhkan rasa aman dan tenteram
Rasa aman dan jiwa yang tenteram merupakan kebutuhan rohani dari
setiap orang, rasa aman dirasakan oleh orang yang selalu merasa dekat
dengan Ranying Hatalla, salah satu kekuasaan Ranying Hatalla adalah
melindungi ciptaan-NYA yang benar-benar meyakini dan selalu memuja dan
melakukan ajaran agamanya. Jiwa yang tenteram adalah jiwa yang terlepas
dari rasa cemas, ragu-ragu dan kecewa, nilai-nilai spiritual dan
material hanya akan dapat ditumbuhkan oleh manusia yang berjiwa
tenteram, manusia yang berjiwa tenteram akan menjadi manusia-manusia
yang produktif dan hidup bergairah, keadaan yang tak baik justru
mendorong manusia yang berjiwa tenteram untuk berbuat baik dengan
mengubah keadaan menjadi baik. Ketentraman jiwa yang ditumbuhkan oleh
ketekunan basarah akan membantu kesehatan tubuh, orang yang berjiwa
tenteram tidur selalu nyenyak, perasaan selalu segar dan pikiran penuh
kreatifitas.
3. Basarah menimbulkan kerinduan untuk bertemu
Di dalam agama keinginan untuk bertemu itu diwujudkan dengan basarah,
demikian bila orang sudah merasa tergetar hatinya kepada Tuhan akan
melaksanakan basarah dengan taat dan setiap basarah tiba-tiba dia
merasakan kerinduan yang mendesak.
Basarah tanpa dorongan kerinduan, kemantapan dan kesungguhan adalah dasar utama untuk dapat merealisasikan Tuhan dalam pikiran.
4. Basarah menimbulkan keinginan untuk berkorban
Basarah melahirkan suatu keikhlasan untuk berkorban, ingin memberikan
sesuatu yang baik dalam bentuk materi maupun tenaga, inginlah dia
menyerahkan segala harta miliknya, ingin pula dia berbuat sesuatu
meskipun tidak mempunyai uang. Dengan basarah rasa bhakti menjadi lebih
mantap untuk mensucikan diri yang dilakukan penuh dengan keikhlasan
berkorban.
5. Basarah menumbuhkan rasa cinta kasih
Rasa dekat dengan Ranying Hatalla yang ditumbuhkan oleh ketekunan,
basarah akan meningkatkan rasa cinta kasih kepada sesama, manusia yang
memiliki rasa dekat dengan Ranying Hatalla akan semakin tumbuh rasa
kasihnya dengan sesamanya, rasa kasih itu ditumbuhkan oleh adanya
keyakinan yang semakin mantap, lewat basarah, pada hakekatnya manusia
itu saudara ciptaan Ranying Hatalla. Rasa kasih akan menumbuhkan rasa
kebersamaan untuk mengatasi berbagai kesukaran hidup karena rasa
kebersamaan letak kekuatan manusia.
6. Basarah dapat melestarikan alam
Dalam basarah kita dimotivasi melestarikan bunga-bungaan, pohon,
buah-buahan yang diperlukan dalam upacara basarah juga membutuhkan air
dari sumber mata air lalu timbul usaha untuk melestarikan sumber mata
air, melalui ketekunan basarah akan tumbuh rasa cinta kepada alam
ciptaan Ranying Hatalla, rasa cinta alam akan mendorong manusia untuk
melestarikan alam lingkungan yang amat besar jasanya kepada manusia.
Pola hidup sederhana akan tumbuh oleh ketekunan basarah, sebab
basarah akan dapat melahirkan sikap hidup dekat dengan Tuhan (Ranying
Hatalla) merupakan nilai yang tertinggi. Basarah bagi umat Hindu
Kaharingan selalu menggunakan sarana berupa bunga-bungaan (Kembang),
daun-daunan, air dan api yang dapat menumbuhkan rasa cinta alam pada
umat Hindu
Kaharingan.
F. Arti Dan Fungsi Alat Basarah
Dalam pelaksanaan upacara agama Hindu Kaharingan ada beberapa yang selalu dipakai antara lain :
- Dadupa (Perapian) adalah lambang moral dan saksi. Dadupa adalah
tempat membakar kemenyan, yang melambangkan untuk menghilangkan semua
malapetaka dan roh-roh jahat. Api dinyalakan lambang kehidupan dalam
kesucian dan keluhuran.
- Air adalah melambangkan untuk memelihara kebersihan, pemandian,
pensucian, lambang peleburan dosa, menghilangkan noda badan menjadi suci
bersih, juga melambangkan kedamaian, kesehatan, air selalu bergerak
kearah sumbernya, agar gerak manusia menuju sumbernya “Nyalung
Kaharingan Belum” (Air Suci Kehidupan Yang Kekal Dari Ranying Hatalla).
- Beras melambangkan kehidupan yang terus menerus keselamatan, cinta
kasih, kepercayaan yang berisikan penuh dengan wahyu turunnya agama.
Iman (Penyang) lambang persekutuan dengan Tuhan, Ke-Imanan yang
menghidupkan dan sempurna.
- Darah/Telur melambangkan hubungan antara manusia dengan sesama, kedamaian hidup dan ketenteraman.
- Tanah melambangkan persekutuan yang kekal, kebulatan dan sumber hidup
- Duit Logam melambangkan iman, kekuatan, kekuasaan, keberanian, persaudaraan dan kerukunan.
- Batu melambangkan kekuatan dan penyucian
- Kayu melambangkan kehidupan, kesehatan dan obat
- Daun melambangkan kehikmatan, kesehatan dan obat
- Rotan melambangkan persatuan dan kesatuan, ikatan, kekayaan dan keamanan
- Dandang Tingang melambangkan alam semesta yang memiliki cirri khas
tersendiri berupa tiga warna yaitu warna putih diatas berarti alam
kekuasaan Tuhan (Ranying Hatalla), warna hitam ditengah berarti alam
kehidupan yang penuh dengan tantangan antara kebenaran dengan yang tidak
benar, warna putih dibawah berarti kesucian yang dicapai melalui usaha
individu melawan ketidak benaran.
- Rukun Tarahan (Rokok) melambangkan kekuatan iman, firman, berkat dan rahmat Tuhan
- Sangku Tambak Raja melambangkan penyatuan batin umat manusia
kehadapan Ranying Hatalla, perwujudan dari kemahakuasaan Tuhan dalam
sangku yang dilengkapi dengan alat basarah.
- Sipa (Giling Pinang) melambangkan kekuatan dan kemahakuasaan Ranying Hatalla
- Undus Tanak (Minyak Kelapa) melambangkan kesucian didasarkan pada hakekat minyak licin dan hangat.
- Behas Hambaruan melambangkan perwujudan Raja Uju Hakanduang yang
merupakan kekuatan dan kekuasaan dari Ranying Hatalla, behas hambaruan
dipilih beras yang baik sebanyak 7 biji
- Tampung Tawar melambangkan Nyalung Kaharingan Belum (Air Suci Kehidupan)
- Benang Lapik Sangku (kain yang digunakan sebagai alas sangku) melambangkan keindahan, kesucian dan kemahakuasaan Tuhan
- Kambang (Kembang/Bunga) terdiri dari tiga macam warna, warna merah
melambangkan malaikat Tuhan yaitu Raja Tunggal Sangumang merupakan
symbol keberanian membela kebenaran demi kedamaian hidup manusia. Warna
putih melambangkan ketulusan dan kesucian hati, warna kuning
melambangkan kekuasaan Ranying Hatalla dan keteguhan hati.
Daftar Pustaka
Rangkap I Nau dan Bajik R Simpei, PANATURAN, LPT-UKUK. Palangka Raya. 1996
Rangkap I Nau dan Bajik R Simpei, TALATAH BASARAH, LPT-UKUK. Palangka Raya. 2001
MB-AUKI Pusat Palangka Raya (Alim Ulama Kaharingan Indonesia). Agama Kaharingan Dengan Segala Aspeknya. 1987
Pelajaran Agama Hindu SMU Kelas I. Yayasan Wisma Karma. Jakarta. 1987
Pelajaran Agama Hindu SMU Kelas I. Hanuman Sakti Jakarta. 1999
Pelajaran Agama Hindu SMU Kelas II. Hanuman Sakti Jakarta. 1999
I Ketut Wiana. Arti Fungsi Sarana Persembahyangan. Yayasan Wisma Karma Jakarta. 1999
Thian Agan. Tantulak Ambun Rutas Matei, Lembaga Balian Upacara, MBAHK. Palangka Raya 2000
Gde Puja Tjokorda Rai Sudarta. Manawa Dharma Sastra (Weda Smerti) Hukum Hindu. Hanuman Sakti. 1995
I Made Titib. Weda Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan. Paramita. 1996
Cudamani. Pengantar Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi. Yayasan Wisma Karma. 1997